Mengapa Ujian Praktik SIM C Harus Zigzag dan Bentuk Angka 8?

Otospeed.co, Jakarta – Ujian praktik SIM C sempat diprotes warganet karena dianggap sulit, sehingga mendorong keinginan untuk membuat SIM “nembak”.
Sebetulnya ujian praktik ini memang seharusnya sulit untuk memastikan hanya orang-orang yang kompeten mengemudi boleh mengemudikan kendaraan di jalan. Merujuk aturan yang berlaku, materi ujian praktik untuk sepeda motor itu termasuk zigzag dan membentuk angka delapan.

Dirregident Korlantas Polri Brigjen Yusri Yunus menjelaskan zigzag dan angka delapan itu sebetulnya untuk melatih kepekaan reflek pengendara jika menghadapi kecelakaan di jalan, sehingga pengendara dapat mengambil gerakan reflek langsung.

“Namanya etika berkendara yang kita harapkan kepada masyarakat itu kita mengajarkan dia bereflek, refleknya harus ada dan tahu kenapa harus ada ujian angka delapan ialah untuk membuat pengendara terbiasa jika nantinya mengalami kaget karena masalah di jalan raya,” kata Yusri beberapa waktu lalu.

Aturan soal materi ujian praktik SIM C tertuang dalam Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2012. Menurut aturan ini ada dua kelompok materi ujian praktik yang wajib diikuti pemohon, yaitu I dan II.

Ujian praktik I meliputi tes pengereman/keseimbangan, slalom (zigzag), membentuk angka delapan, reaksi rem menghindar, berbalik arah membentuk huruf U (U-turn).

Pada uji pengereman dan keseimbangan, pemohon dikatakan harus memacu motornya 30 km consistent with jam. Pemohon akan gagal bila kecepatan di bawah itu, kaki turun ke tanah sebelum garis finis, keluar jalur, lalu pada saat pengereman melewati atau tidak sampai ke garis finis.

Kedua, uji slalom atau zigzag. Pengemudi akan dianggap gagal bila kaki turun ke tanah, menjatuhkan patok, atau menyentuh patok.

Ketiga, uji trek angka delapan. Pada uji ini peserta gagal apabila menjatuhkan patok, menyentuh patok, kaki turun ke tanah, dan salah jalur.

Keempat, uji reaksi rem menghindar. Pada uji ini kecepatan pemohon tidak boleh kurang dari 30 km consistent with jam dan bakal gagal bila menyentuh patok, salah jalur saat menghindar, atau kaki turun ke tanah. Terakhir uji berbalik arah akan gagal bila menyentuh patok, menjatuhkan patok, atau keluar jalur.(magazine)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *